Sunday, October 9, 2016

contoh Soal JURNAL PENYESUAIAN dan jawaban

Berikut ini adalah neraca saldo Bengkel Astrindo yang bergerak pada bidang Otomotif per 31 Desember 2015.


Bengkel Astrindo
NERACA SALDO
Per 31 Desember 2015

Keterangan
Debit
Kredit
Kas
6.450.000
-
Surat Berharga
30.000.000
-
Piutang Dagang
7.500.000
-
Persekot Asuransi
2.400.000
-
Perlengkapan Bengkel
3.250.000
-
Peralatan Bengkel
25.000.000
-
Hutang Dagang
-
5.500.000
Modal, Astrindo
-
59.700.000
Penghasilan Bengkel
-
21.750.000
Biaya Sewa
1.800.000
-
Biaya Gaji
3.950.000
-
Biaya Telpon & Listrik
1.450.000
-
Biaya Lain-lain
2.400.000
-
Prive
2.750.000
-
Jumlah
86.950.000
86.950.000

Data dalam neraca saldo tersebut belum seluruhnya siap untuk secara langsung di -cantumkan pada laporan keuangan karena adanya informasi-informasi sebagai berikut :
1.    Surat berharga berupa obligasi berbunga 18% per tahun, bunga dibayar tiap 6 bulan                 sekali dibelakang, tiap tanggal 1 Maret dan 1 September.
2.    Ada gaji karyawan bulan Desember yang belum dibayar Rp 450.000,-
3.    Penghasilan Bengkel yang diterima dimuka adalah sebesar Rp 500.000,-
4.    Pada 31 Desember 2015 persekot asuransi tinggal Rp 600.000,-
5.    Kerugian piutang ditaksir sebesar 2% dari saldo piutang dagang
6.    Penyusutan peralatan bengkel ditetapkan sebesar 10%
7.    Perlengkapan Bengkel yang masih ada digudang sebesar Rp 1.400.000,-

Diminta :
Membuat Jurnal Penyesuaian
Membuat Buku Besar “T”
Membuat Neraca Saldo Disesuaikan


1.    Penghasilan diterima di muka

Apabila ada pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode yang bersangkutan, maka diperlukan penyesuaian pembukuan untuk mengakui hak pendapatan tersebut.

Dalam contoh diatas penghasilan bunga obligasi diterima 6 bulan sekali dibelakang tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Penghasilan bunga September 2015 sampai Februari 2009 diterima pada 1 Maret 2009, sementara tutup buku perusahaan tanggal 31 Desember 2015. Dengan demikian ada pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan (4 bulan) yaitu bulan September, Oktober, November dan Desember 2015. Besarnya hak tersebut adalah :

Penghasilan bunga = 4/12 x 18% x Rp 30.000.000,- = Rp 1.800.000,-

Penghasilan bunga yang sudah menjadi milik perusahaan sebesar Rp 1.800.000 tersebut sudah harus diakui sebagai Penghasilan Bunga, tapi karena belum diterima uangnya maka dimasukkan ke dalam rekening Piutang Bunga, dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut :

            Piutang Bunga                                Rp 1.800.000,-
                        Penghasilan Bunga                                   -           Rp 1.800.000,-


2.    Hutang Gaji

Bila ada biaya-biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode tetapi akhir periode belum dibayar, harus diakui sebagai beban biaya pada periode tersebut, tapi karena belum dibayar maka diakui sebagai hutang biaya.

Pada contoh diatas adalah adanya gaji bulan Desember yang belum dibayar sebesar Rp 450.000,-, maka harus diakui sebagai biaya gaji dengan penyesuaian pembukuan sebagai berikut :

                        Biaya Gaji                                         Rp 450.000,-
                                    Hutang Gaji                                      -           Rp 450.000,-



3.    Pendapatan diterima dimuka

Seringkali konsumen memberikan uang muka untuk membayar barang atau jasa yang dibutuhkan. Jika pada akhir periode barang/jasa yang dipesan belum diserahkan, maka uang muka tersebut belum menjadi hak penghasilan periode yang bersangkutan, dan harus diakui sebagai Hutang.

Dalam contoh tersebut ada penghasilan bengkel yang diterima di muka sebesar
Rp 500.000,- maka penyesuaian pembukuannya adalah sebagai berikut :

                        Penghasilan Bengkel                                    Rp 500.000,-
                                    Penghasilan Bengkel
                                    Diterima dimuka                             -           Rp 500.000,-



4.    Biaya Dibayar Dimuka (Persekot)

Kadang-kadang ada biaya yang harus dibayar dimuka, artinya membayar biaya untuk beberapa bulan diawal transaksi, seperti premi asuransi. Biaya tersebut untuk beberapa bulan, sehingga bila pada akhir suatu periode ada biaya yang sudah dibayar tetapi sebenarnya untuk beban di tahun berikutnya, beban itu masih dianggap sebagai biaya dibayar dimuka, sedang beban biaya yang sudah dikonsumsi menjadi biaya.

Misalnya pada contoh diatas ada persekot asuransi per 31 Desember 2015 sebesar Rp 2.400.000,- ternyata yang benar-benar masih menjadi persekot hanya Rp 600.000,- sehingga siasanya sebesar Rp 1.800.000,- sudah dinikmati sebagai Biaya Asuransi. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :

                                    Biaya Asuransi                               Rp 1.800.000,-
                                                Persekot Asuransi             -           Rp 1.800.000,-


5.    Kerugian Piutang

Piutang dagang timbul sebagai akibat perusahaan menjual barang atau jasanya secara kredit. Penjualan kredit mengandung resiko yakni tidak terbayarnya piutang tersebut (kredit macet). Apabila perusahaan selalu menghadapi adanya piutang yang tidak tertagih, maka perusahaan harus mencadangkan sejumlah tertentu piutang yang tidak bisa ditagih sebagai kerugian.

Misalnya contoh di atas ditaksir kerugian piutang sebesar 2% dari saldo piutang dagang, maka kerugian piutangnya adalah sebesar = 2% x Rp 7.500.000,- =
Rp 150.000,-.

Jurnal penyesuaian untuk mencatat hal tersebut adalah :

                        Kerugian Piutang                                       Rp 150.000,-
                                    Cadangan Kerugian Piutang                  -           Rp 150.000,-
6.   Penyusutan

Semua aktiva tetap yang dimiliki perusahaan kecuali tanah mengalami penurunan nilai. Perusahaan harus mengantisipasinya dengan menyisihkan sebagian uangnya setiap periode agar pada saat aktiva tetap tidak bisa dipakai (habis umur ekonomisnya), sudah tersedia dana untuk membeli aktiva tetap baru sebagai pengganti. Penyisihan uang tersebut dinamakan penyusutan dan diperlakukan sebagai biaya.

Dari contoh di atas peralatan bengkel disusutkan sebesar 10%, sehingga besarnya penyusutan adalah = 10% x Rp 25.000.000,- = Rp 2.500.000,-.

Penyesuaian pembukuan yang dilakukan adalah sbb :

Biaya Penyusutan Peralatan Bengkel                  Rp 2.500.000,-
            Akumulasi Penyst. Peral Sln                               -           Rp 2.500.000



7.   Pemakaian Perlengkapan

Perlengkapan merupakan bahan-bahan habis pakai yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk digunakan sendiri. Biasanya perlengkapan dicatat pada saat membeli saja sedangkan saat pemakaian perlengkapan tidak pernah dilakukan pencatatan. Akibatnya saldo pada neraca saldo adalah sebesar harga beli selama satu periode. Padahal karena perlengkapan selalu digunakan setiap saat, maka pada akhir periode jumlah perlengkapan riil yang ada di gudang akan lebih kecil. Selisih antara jumlah perlengkapan yang ada dineraca saldo dan yang sesungguhnya ada yang harus dimasukkan sebagai biaya perlengkapan. Pencatatan selisih tersebut harus melalui penyesuaian pembukuan.

Dari contoh diatas jumlah neraca saldo sebesar Rp 3.250.000,- dan jumlah yang masih ada di gudang Rp 1.400.000,- sehingga selisihnya Rp 1.850.000,- sebagai biaya perlengkapan bengkel, dengan jurnal penyesuaian sbb:

            Biaya Perlengkapan Bengkel                      Rp 1.850.000,-
                        Perlengkapan Bengkel                                  -           Rp 1.850.000,-

Setelah jurnal penyesuaian diselesaikan, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan neraca saldo awal dengan jurnal penyesuaian menjadi NERACA SALDO DISESUAIKAN yang kemudian bisa disusun menjadi laporan keuangan.



 Perusahaan BENGKEL 
Jurnal Penyesuaian
Per 31 Desember 2015
Tanggal
Keterangan
Jumlah
Debet
Kredit
Des 2015
31
Piutang Penghasilan Bunga
1.800.000
-
     Penghasilan Bunga
-
1.800.000
31
Biaya Gaji
450.000
-
      Hutang Gaji
-
450.000
31
Penghasilan Bengkel
500.000
-
      Penghs.Sln dirtm.Dimuka
-
500.000
31
Biaya Asuransi
1.800.000
-
      Persekot Asuransi
-
1.800.000
31
Kerugian Piutang
150.000
-
      Cad.Kerug.Piutang
-
150.000
31
Biaya Penys.Peralatan Bengkel
2.500.000
-
      Akum.Penys.Peral.Bengkel
-
2.500.000
31
Biaya Perlengkapan Bengkel
1.850.000
-
          Perlengkapan Bengkel
-
1.850.000
Total
14.700.000
14.700.000

Catatan :

Penghasilan Bunga = 4/12 x 18% x Rp 30.000.000,- = Rp 1.800.000,-

Persekot Asuransi = Rp 2.400.000 -  Rp 600.000,- = Rp 1.800.000,-

Kerugian Piutang = 2% x Rp 7.500.000,- = Rp 150.000,-

Penyusutan Peralatan = 10% x Rp 25.000.000 = Rp 2.500.000,-

Biaya Perlengkapan = Rp 3.250.000 – Rp 1.400.000,- = Rp 1.850.000,-



Facebook  Twitter  Google+ Instagram

No comments:

Post a Comment